A. Persiapan Panen
Sebelum melakukan pemanenan buncis yang akan dibuat benih maka harus dilakukan persiapan sebelum panen. Ada beberapa perlakuan terhadap buncis yang akan dipanen. buncis akan memasuki masa panen maka tindakan pengairan harus dihentikan.
Perlakuan tersebut dilakukan karena buncis yang dipanen untuk benih berbeda dengan buncis yang dipanen untuk konsumsi. Buncis untuk benih pemanenan dilakukan setelah buah buncis kering di pohon. Maka dari itu pengairan harus dihentikan dan untuk menjaga tanaman buncis tetap sehat dan bisa menghasilkan polong yang bagus maka dilakukan penyemprotan fungisida dan pestisida.
Selain perlakuan yang dilakukan pada tanaman buncis, persiapan sebelum panen juga dilakuakan pada alat-alat yang akan digunakan dalam membantu proses pembenihan. Alat-alat seperti karung, lantai jemur, ember dan alat processing harus dibersihkan dari kotoran maupun sisa benih lain.
B. Waktu panen
Buncis yang akan dibuat biji biasa dipanen saat cuaca cerah. Kriteria polong buncis yang akan dipanen untuk konsumsi dan buncis yang akan dibuat benih berbeda. Polong buncis siap panen apabila polong buncis sudah kering dipohon (Gambar 23). Polong buncis memang dibiarkan kering dipohon sampai matang secara fisiologis. Benih yang telah masak lebih mudah dipanen. Panen sebelum benih masak dimana kadar air benih masih tinggi dapat menyulitkan terutama dalam perontokan dan pembersihan, sedangkan setelah lewat masak mutu benih dapat berkurang karena pengaruh cuaca buruk, rebah, dan rontoknya benih.
Buncis yang akan dijadikan benih siap dipanen dapat dilihat secara visual, ciri-cirinya yaitu:
Polong buncis warnanya sudah mulai mengering
Warna kulit polong biasanya berwarna kuning atau coklat muda
Kulit polong sudah mulai keriput
Biji polong buncis yang telah mengering akan menjadi keras dan kulit biji sedikit mengkilap.
C. Cara Panen
Pemanenan buncis untuk benih dilakukan setelah benih kering dipohon. Pemanenan dilakukan dengan cara polong buncis yang sudah kering langsung dipetik menggunakan tangan kemudian dimasukan kedalam karung.
Pemanenan juga dapat dilakukan dengan mengunakan alat bantu seperti gunting atau pisau. Tetapi alat bantu tersebut biasanya tidak digunakan karena tidak efisien waktu. Dengan langsung dipetik dengan tangan maka lebih efisien waktu karena tangan sebelah memegang buncis yang sudah dipanen dan tangan satunya lagi memetik buncis kering. Buncis yang sudah terkumpul banyak ditangan dimasukan kedalam karung.
D. Pengeringan
Polong buncis yang sudah dipanen kemudian dijemur di lantai jemur. Pengeringan benih memang masih alami, yaitu pengeringan dengan bantuan sinar matahari. Penjemuran biasa memakai alas atau langsung dijemur dilantai jemur tanpa alas. Polong buncis disebar atau dihamparkan merata tipis-tipis supanya lebih cepat kering. Setiap 4-5 jam polong dibalik dengan menggunakan tongkat, gerakan tangan, maupun gerakan kaki.
Pada sore hari atau cuaca akan turun hujan maka polong diamankan agar tidak kembali basah. Polong buncis dimasukan kembali kedalam karung kemudian disimpan digudang penyimpanan. Keesokan harinya jika cuaca cerah polong buncis di jemur kembali. Jika cuaca selalu cerah maka 3-5 hari polong sudah mulai kering. Ciri polong sudah kering adalah kulit polong mudah rusak dan biji buncis keras.
E. Pembijian
Setelah polong buncis kering maka tindakan selanjutnya adalah pembijian. Pembijian adalah perlakuan untuk mengeluarkan biji dari polong, dengan cara merusak kulit polong kemudian menggeluarkan bijinya. Pembijian dilakukan dengan cara polong buncis dimasukan kedalam karung bagor sampai setengah karung bagor (Gambar 27). Kemudian karung bagor yang berisi polong buncis diikat menggunakan rafia. Setelah itu karung direbahkan dan dipukul-pukul menggunakan tongkat atau balok kayu, sampai kulit polong rusak dan biji terpisah dari kulitnya.
Pemisahan kemudian dilakukan, yaitu memisahkan antara biji yang sudah lepas dari kulitnya dengan kulit polong (Setelah itu biji diayak supaya biji benar-benar bersih dari potongan kulitnya. Setelah biji buncis bersih kemudian biji buncis dimasukan kedalam ember. Biji yang telah bersih tersebut masih memiliki kadar air cukup tinggi kurang lebih 16%.
F. Pengeringan Biji dan Sortasi
Biji yang sudah bersih dari kulitnya kemudian masuk kedalam tahap berikutnya yaitu pengeringan biji. Pengeringan biji dilakukan dengan cara biji dijemur kembali dengan bantuan matahari .Benih dijemur dengan cara ditaruh diatas tampah atau bagor. Penjemuran biji berlangsung selama 5-7 hari. Penjemuran ini bermaksud supaya kadar air biji mencapai 10% .
Setelah biji dijemur selama 5-7 hari, dilakukanlah sortasi. Sortasi dilakukan untuk memilih benih yang memenuhi syarat dan membuang benih yang jelek. Biji buncis yang dipilih adalah biji yang bagus dan mulus. Sedangkan biji yang dibuang adalah biji yang berlubang karena ulat, lecet, terlalu kecil ukurannya, biji gepeng, biji terlalu bulat, dan ada bercak kuning (jamur)
G. Penyimpanan
Biji yang sudah mencapai kadar 10% dan memenuhi syarat kemudian disimpan di gudang. Penyimpanan dilakukan dengan cara memasukan biji ke dalam tempat yang tidak tembus sinar dan udara seperti ember hitam besar yang ada tutupnya. Kemudian ember dengan tutupnya direkatkan dengan pita perekat supaya udara tidak masuk ke dalam wadah.
H. Pengemasan dan Pemasaran
Biji buncis biasanya dikemas dengan menggunakan plastik. Plastik terlebih dahulu diberi label. Setelah itu biji dimasukan ke kemasan plastik.
Tidak seperti komuditas hortikultura yang lain yang biasa dijual dipasar. Pemasaran buncis langsung ke PT Benih Citra Asia Jember untuk membeli benih. Tidak ada tindakan pemasaran seperti membuat iklan yang dilakukan.