Buncis adalah tanaman yang berasal dari Indonesia dan bisa dijumpai hampir di semua wilayah. Terutama di daerah dataran tinggi dimana terdapat banyak sentra sayuran. Di Indonesia sendiri buncis mempunyai dua jenis yaitu jenis merambat dan juga jenis tegak.
Untuk tanaman buncis jenis tegak karena batangnya pendek sehingga tidak memerlukan lanjaran. Sedangkan tanaman buncis yang merambat karena tingginya bisa mencapai 3 meter, maka dalam Cara Budidaya Tanaman Buncis dibutuhkan lanjaran.
Buncis yang akan kita budidayakan adalah jenis merambat
Syarat Tumbuh Tanaman Buncis
Tanaman buncis secara umum bisa tumbuh disemua dataran, baik dataran rendah, dataran menengah maupun dataran tinggi sesuai dengan jenis varietasnya. Tanaman ini dapat dibudidayakan pada semua jenis tanah, seperti tanah lempung, tanah liat berpasir atau jenis tanah lainnya, dengan syarat tanah tersebut banyak mengandung unsur hara. Kacang buncis membutuhkan sinar matahari secara penuh sepanjang hari. Suhu optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman buncis antara 20 hingga 25 derajat celcius. Kacang buncis bisa ditanam pada musim hujan maupun musim kemarau, memerlukan pengairan yang cukup namun tidak menyukai tanah yang terlalu becek. pH tanah yang cocok untuk tanaman buncis antara 5,0 hingga 6,5.
Sanitasi Lahan
Sanitasi lahan merupakan langkah penting dalam budidaya benih buncis , dan dampaknya sangat besar terhadap kesehatan dan produktivitas tanaman
Pengolahan Media Tanam Tanaman Buncis
a). Persiapan lahan
Pada tahap ini adalah proses persiapan lahan budidaya benih buncis yakni perencanaan lahan yang akan ditanami benih buncis. Jarak tanam 100 x 40 cm dengan lebar got antara 30-50 cm, maka benih buncis yang dibutuhkan kurang lebih sekitar 1 kg per 1000 m2 atau bisa disesuaikan sesuai lahan.
b). Pengolahan tanah
Langkah ini dilakukan dalam upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah dengan cara perbaikan struktur, pH (keasaman tanah) dan zat hara. Perbaikan struktur tanah dengan cara pembajakan dan penggaruan.
Pembajakan tanah dilakukan untuk membolak-balik tanah agar tanah yang subur berada di atas, sedangkan penggaruan atau proses meratakan tanah berfungsi untuk memperbaiki aerasi tanah.
Untuk memperbaiki pH tanah bisa dengan melakukan penambahan dolomit atau kapur pertanian. Pemberian pupuk dasaran yakni pupuk kandang sebanyak 5-10 ton/ha dan SP36 200 hingga 300 kg/ha dilakukan guna memperbaiki unsur hara.
Tanah dibajak dan digaru untuk kemudian diberi pupuk dasaran atau dolomit. Proses selanjutnya digacar (plotting) sesuai dengan ukuran bedeng dengan lebar bedengan 50 cm dan jarak antar bedeng 50 cm. mentesesuaikan lahan.
Sebaiknya pupuk dasaran diberikan pada dasar bedengan, bukan diberikan di atas bedengan yang telah jadi. Jangan lupa untuk mengecek pH tanah, apabila pH nya dibawah 5 baru berikan pupuk dolomit atau kapur pertanian sesuai kebutuhan.
Cara memberikan pupuk dasar
Setelah dosis pupuk yang dibutuhkan sudah tersedia, berikan pupuk dasar tersebut dengan cara ditebar merata ke bedengan. Selanjutnya, aduk dan dibalikkan dengan tanah bedengan. Ratakan kembali bedengan sambil dirapikan. Setelah itu, siram bedengan dengan air secukupnya agar pupuk larut dan masuk ke lapisan tanah.
Waktu yang tepat untuk pemasangan mulsa
Pemasangan MPHP sebaiknya dilakukan pada saat matahari sedang terik, yaitu sekitar pukul 13:00—15:00 untuk memudahkan plastik memanjang atau memuai sehingga seluruh tanah dapat ditutup serapat mungkin. Pemasangan akan semakin mudah jika dilakukan oleh dua orang.
Cara memasang MPHP
Tarik kedua ujung MPHP pada masing-masing ujung bedengan dengan arah memanjang. Berikan pasak bilah bambu berbentuk U di setiap sisi bedengan. Selanjutnya, tarik lebar MPHP dari bagian sisi kiri dan kanan hingga bedengan tampak rata tertutup mulsa. Biarkan bedengan yang sudah ditutup mulsa selama 5 hari agar pupuk yang diberikan menyatu dengan tanah dan tidak membahayakan bibit yang akan ditanam.